Bali – Kemacetan lalu lintas di Bali disebabkan beberapa hal, seperti volume kendaraan yang besar, kapasitas jalan yang kecil, persimpangan yang banyak dan berdekatan, perilaku pengguna jalan, rendahnya kualitas layanan angkutan umum, serta penetapan dan penerapan kebijakan di bidang transportasi. Bicara penyebab tentu semua orang dapat dengan mudah membuat daftar panjangnya yang mungkin terus bertambah tergantung sudut pandang masing-masing. Namun ketika berbicara solusi, maka sangat sedikit yang mampu memberikan masukan tentang skema atau strategi untuk mengatasi kemacetan.
MTI Bali menyampaikan ada setidaknya 2 (dua) hal penting yang sebagai solusi. Pertama, segera meningkatkan kualitas pelayanan angkutan umum, baik dari segi kapasitas, frekuensi maupun jangkauan layanannya, dalam rangka menyempurnakan konektivitas antar wilayah dan pusat-pusat kegiatan.
“MTI Bali menyampaikan ada setidaknya 2 (dua) hal penting yang sebagai solusi. Kualitas pelayanan angkutan umum dan penerapan kebijakan yang sesuai”
I Made Ridharta
Ketua MTI Wilayah Bali
Konektivitas yang rendah merupakan penyebab masyarakat enggan menggunakan angkutan umum, karena tidak terdapat kepastian tentang perjalanan mereka. Kualitas layanan angkutan umum yang baik adalah senjata pamungkas untuk mengatasi kemacetan lalu lintas. Kedua, penerapan kebijakan yang sesuai. Saat ini seringkali untuk memecahkan masalah bidang transportasi menggunakan skema dan strategi yang berlatar belakang transportasi, seperti pembatasan parkir, pembatasan masuk kawasan, pengaturan arah arus dan sebagainya.
Namun perlu juga dipertimbangkan jenis skema lainnya yang tidak berlatar belakang transportasi. Skema lain yang ditawarkan adalah mencoba untuk menerapkan (kembali) kebijakan Full Day School (FDS) sebagai kebijakan push lainnya, guna mendorong pengurangan jumlah kendaraan dan pergerakan orang (siswa) di jalan. Dengan berkurangnya aktivitas di jalan, maka dapat dikurangi kemungkinan terjadinya kemacetan dan kecelakaan lalu lintas.
