Keselamatan lalu lintas adalah isu yang mendesak di Indonesia, terutama selama musim liburan ketika arus mudik dan balik meningkat.
Pertama-tama, pembatasan operasional mobil barang di jalan tol adalah bentuk strategi manajemen kapasitas yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kecepatan lalu lintas. Langkah ini penting untuk menurunkan disparitas kecepatan di jalan tol yang berpotensi menyebabkan kecelakaan tabrak depan belakang.
Namun, kecelakaan lalu lintas lainnya pada musim mudik yang dipicu faktor lain seperti kelelahan pengemudi masih belum dapat terkendalikan dengan baik. Kelelahan ini secara signifikan akan mengakibatkan penurunan kewaspadaan dan bisa berujung pada micro sleep yang berpotensi mengakibatkan kecelakaan serius. Oleh karena itu, diperlukan strategi yang efektif untuk mengatasi masalah kelelahan ini.
Salah satu aspek yang perlu dievaluasi adalah pengaturan contra flow pada jalan antar kota. Meskipun konsep ini seharusnya memperlancar arus lalu lintas, namun tidak terkendalinya kecepatan dapat meningkatkan risiko kecelakaan. Penerapan contra flow selama ini hanya dipraktekkan pada lalu lintas komuter dengan 1 lajur sehingga kecepatannya terkendali. Perlu dievaluasi contra flow pada lalu lintas antar kota dengan 2 lajur dimana kecepatan lalu lintas sulit untuk dikendalikan. Jumlah lajur lalu lintas akan sangat berdampak pada kecepatan arus lalu lintasnya.
Kecelakaan di KM 58 menjadi contoh nyata dari risiko yang dihadapi pengguna jalan saat contra flow. Tingginya kecepatan kendaraan di lajur contra flow meningkatkan potensi kecelakaan fatal, terutama jika terjadi kondisi darurat seperti pecah ban atau mengantuk.
Penting untuk diingat bahwa kecelakaan lalu lintas bukanlah masalah sepele yang bisa diabaikan. Meskipun kejadian serupa terjadi secara reguler, namun dampaknya terhadap masyarakat dan individu yang terlibat sangat besar. Perbedaan pendekatan antara Indonesia dan negara maju seperti Jepang dalam menangani masalah keselamatan lalu lintas juga patut diperhatikan.
Di Indonesia, kecelakaan lalu lintas seringkali hanya menjadi peristiwa sesaat, tanpa upaya konkret untuk mengatasi akar permasalahannya. Seringkali komitmen awal dan pembicaraan mengenai perbaikan tidak diikuti dengan tindakan nyata yang berkelanjutan.
Polapikir masyarakat Indonesia yang cenderung mudah lupa akan masalah keselamatan lalu lintas setelah peristiwa tersebut reda dari sorotan media menunjukkan perlunya perubahan dalam pola pikir dan sikap masyarakat terkait keselamatan lalu lintas.
Namun, perubahan tersebut tidaklah mudah. Mengubah mindset masyarakat membutuhkan waktu yang cukup lama. Oleh karena itu, fokus pada upaya konkret dalam memperbaiki keselamatan lalu lintas lebih penting daripada terjebak dalam siklus perdebatan dan kegagalan.
Kerjasama antara berbagai pihak, termasuk perusahaan-perusahaan besar, sangat diperlukan dalam upaya memperbaiki keselamatan lalu lintas. Hanya dengan kolaborasi lintas sektor dan instansi, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi pengguna jalan.
Terakhir, menjadi sangat penting bahwa fokus pada penanganan resiko kecelakaan akan membawa lebih banyak manfaat dibandingkan membicarakan masalah kecelakaan itu sendiri. Dengan menjalin sinergitas kita dorong semua pihak untuk berkomitmen dalam mengidentifikasi dan mengendalikan resiko pada masing masing tanggung jawabnya, agar dapat membuat perubahan yang signifikan dalam penurunan risiko kecelakaan di jalan raya.
Diperlukan adanya transformasi mental dalam menangani masalah keselamatan lalu lintas. Hanya dengan mengubah pola pikir dan sikap kita terhadap keselamatan lalu lintas, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman dan berkelanjutan bagi semua pengguna jalan.
