Wakil Ketua Umum MTI Djoko Setijowarno mengatakan meskipun fasilitas feeder yang baik akan meningkatkan tarif, masyarakat akan memilih menggunakan moda transportasi umum jika tarifnya lebih rendah daripada biaya mengendarai mobil pribadi.
“Artinya, meskipun tarifnya lebih tinggi daripada KRL, tetapi jika hasilnya bagus dengan subsidi yang baik, maka itu akan menjadi pilihan yang lebih baik,” ujarnya.
Pengadaan feeder yang baik juga berlaku untuk proyek percepatan mobilisasi kereta cepat dengan panjang trase 142,3 km yang menghubungkan Jakarta dan Bandung. “Kereta cepat yang bagus tetapi jika tidak ada layanan feeder, itu artinya pemerintah daerah kurang peduli. Jadi saat turun dari kereta cepat, masyarakat harus naik ojek,” tegas Djoko. Sebelumnya, Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub, Hendro Sugiatno, mendorong masyarakat untuk menggunakan angkutan umum massal perkotaan seperti KRL Commuter Line dan LRT. Hendro menyampaikan bahwa keberadaan angkutan umum massal perkotaan memiliki dampak positif, baik dari segi ekonomi maupun efisiensi.
Sumber: Beritasatu.com