Bali – MTI Wilayah Bali turut serta dalam pembahasan dampak-dampak pembangunan strategis dan monumental Bali era baru, yang dilaksanakan Fakultas Ekonomi Bisnis dan Pariwisata Universitas Hindu Indonesia pada Kamis (08/06/23). Terdapat empat bidang pembangunan yang dibahas, yakni Keagamaan dan Budaya. Bidang Transportasi seperti pembahasan Pelabuhan Benoa, Pelabuhan Sanur, Sampalan, Bias Munjul di Nusa Penida. Kemudian Pembangunan Stadion dan pasar seni Sukowati, dan terakhir pembahasan tentang isu lingkungan seperti pembangunan tiga waduk yang menjadi proyek strategis dan monumental.
Sebagai Narasumber I Made Rai Ridharta Ketua MTI Wilayah Bali, menyajikan dan membahas tentang dampak dari pembangunan pelabuhan-pelabuhan, yaitu Pelabuhan Benoa yang akan dijadikan Maritim Tourism Hub dengan dana hampir Rp.5,3 Triliun, Kemudian Pelabuhan Sanur di Bali, serta Sampalan dan Nias Mujul di Nusa Penida. Dalam kesempatan ini MTI Bali juga menyoal rencana pembangunan Bandara Udara di Bali Utara, progres dari pembangunan tol Gilimanuk-Mengwi, serta pengembangan pelabuhan Celukan Bawang di Bali Utara untuk layanan barang. Menurut Rai, dampak dari beroperasinya pelabuhan Sanur cukup signifikan terhadap kemacetan di jalan by pass I Gusti Ngurah Rai. Karena kapasitas parkir untuk pelabuhan ini tidak memadai.
MTI Bali juga memberikan catatan soal pembangunan jalan yang menghubungkan Bali Beach dengan Kusambe, pasalnya bypass I Gusti Ngurah Rai kerap mengalami kemacetan karena menjadi satu-satunya jalan yang menghubungkan Bali Wilayah Timur menuju Wilayah Selatan setelah bypass Ida Bagus Mantra.
I Made Ridharta
Ketua MTI Wilayah Bali