Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menggelontorkan anggaran sebesar Rp 78 miliar untuk membuat teknologi artificial intelligence (AI) demi membantu mengurangi kemacetan di ibu kota. Sejumlah persimpangan dipasang kamera Automatic Number Plate Recognition (ANPR) untuk memantau kemacetan di persimpangan lampu merah. Tugasnya memonitor berapa traffic volume yang masuk di kaki simpang tersebut. Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) menilai teknologi AI yang bekerja sama dengan Google ini merupakan terobosan baru dalam mengurangi kemacetan. Pemanfaatan AI ini menjadi hal yang cukup penting karena teknologi ini dapat memberikan hasil algoritma yang real time. Sehingga di persimpang tersebut Algoritma AI itu akan membaca tingkat kepadatan (VCR) simpang secara real time, dan dapat melakukan penyesuaian terhadap waktu persinyalan sesuai dengan tingkat kemacetan tersebut.
“Sebenarnya dalam teknologi Automatic Traffic Control System sebelumnya, penyesuaian ini juga sudah dapat dilakukan secara automatic namun terkadang alat pendeteksi (loop) yang terdapat di lengan-lengan simpang terkadang tertutup oleh overlay jalan,” kata Pengamat Transportasi Senior MTI Jakarta, Revy Petragradia.
Ia menuturkan, jika ingin melihat seberapa efektif penerapan teknologi AI untuk mengurangi kemacetan, harus melihat kapasitas simpang, kapasitas ruas dibandingkan dengan traffic atau jumlah, lalu lintas kendaraan. Ia merinci jika anggaran yang digelontorkan sebesar Rp 78 miliar untuk 20 simpang, artinya rata-rata hampir Rp4 miliar persimpang. Menurutnya penurunan kemacetan ini tergantung dari kompleksitas dan banyaknya lengan simpang yang ada, lalu penempatan jumlah kamera AI dan sistem atau infrastruktur yang diterapkan.
Sumber: tirto.id